Editor : Bestari Kumala Dewi
Sumber : Intisari Online
KOMPAS.com - Umumnya, orang normal hidungnya mengembang ketika mencium
aroma wangi seperti bunga atau masakan lezat misalnya. Namun, akan segera
menutup hidungnya ketika mencium aroma tak sedap. Studi terbaru menemukan bahwa
melalui tes penciuman simpel seperti itu, kita bisa mendeteksi autisme pada
anak.
Para peneliti menemukan bahwa orang-orang dengan autism spectrum
disorder (ASD) tidak membuat penyesuaian yang sama seperti yang orang lain
lakukan. Anak-anak autisme mencium aroma dengan cara yang sama, tak peduli
seberapa harum atau mengerikannya bau tersebut.
Studi yang dipublikasikan pada journal Current Biology ini menyatakan,
bahwa tes non-verbal yang berhubungan dengan aroma bisa digunakan sebagai
indikator anak-anak autisme atau tidak di umur mereka yang baru beberapa bulan
– sebuah tes awal sebelum kebenarannya bisa dikonfirmasi saat mereka sudah
berumur lebih tua. “Perbedaan pola penciuman antara anak-anak biasa dengan
autisme sangat mengejutkan,” kata Profesor Noam Sobel, dari Weizmann Intitute
of Science di Israel.
Profesor Sobel dan koleganya, memberikan 18 anak-anak autisme dan 18
anak normal berusia 7 tahun aroma yang menyenangkan dan tak sedap untuk
mengukur respons penciuman mereka. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak
biasa langsung mengendus dalam 305 milidetik ketika diberikan bau tak sedap,
sedangkan anak-anak autis tidak menunjukkan respons apa-apa.
Perbedaan respons di antara dua grup itu cukup untuk mengklasifikasi
mana yang autis mana yang tidak tanpa diagnosis sebanyak 81%. Dengan tes
penciuman seperti itu, kita bisa mendeteksi autisme pada anak. Para peneliti
juga melaporkan bahwa kebiasaan mengendus yang menyimpang dari kebiasaan
menujukkan gejala autisme yang semakin parah, berdasarkan gangguan sosial bukan
motorik.
http://health.kompas.com/read/2015/07/07/091500023/Deteksi.Autisme.pada.Anak.dengan.Tes.Penciuman
Bynaturael Products:
Liquid Castile Soap with essential oil |
Liquid Castile Soap |
No comments:
Post a Comment